Merencanakan kehamilan berarti juga menentukan waktu yang tepat untuk mempunyai anak. Kalau Mama merasa belum siap memiliki anak, atau Mama baru saja melahirkan dan ingin menunda anak kedua selama beberapa saat, berarti Mama dan Papa perlu menentukan kontrasepsi yang tepat.
Ada beberapa cara kontrasepsi yang bisa Mama dan Papa pilih sesuai kebutuhan:
1. Metode barrier
Metode kontrasepsi ini mencegah sperma sampai ke sel telur. Metode ini bisa dihentikan secara cepat, tidak mempengaruhi hormon, tidak mengganggu proses menyusui, dan tidak memiliki efek samping apapun.
Metode kontrasepsi ini mencegah sperma sampai ke sel telur. Metode ini bisa dihentikan secara cepat, tidak mempengaruhi hormon, tidak mengganggu proses menyusui, dan tidak memiliki efek samping apapun.
- Kondom pria: Paling mudah digunakan karena tidak membutuhkan
pemeriksaan fisik dan dapat digunakan serta dihentikan kapanpun sesuai
dengan rencana kehamilan Mama dan Papa. Tapi kondom mengurangi sensasi
hubungan suami istri dan kurang dapat diandalkan untuk mencegah
kehamilan bila dibandingkan dengan metode hormon, karena kondom memiliki
tingkat prevalensi 85%, sedangkan metode hormone (pil KB) memiliki
tingkat prevalensi 99%.
- Kondom wanita: berupa kantung berpelumas dengan dua cincin
fleksibel di ujung-ujungnya. Metode ini sangat efektif bila digunakan
dengan benar dan memiliki keuntungan melindungi dari PMS, tidak mudah
slip atau bocor, tidak mempengaruhi hormon, dan terbuat dari polyurethane,
sehingga tidak menimbulkan alergi. Sayangnya, metode ini kurang nyaman,
tidak efektif untuk semua posisi, dan harganya mahal. Kondom wanita
juga tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom pria karena
menyebabkan posisinya bergerak keluar
- Diafragma: berupa topi karet lunak yang ditempatkan dengan tepat
untuk menutup leher rahim dan mencegah sperma memasuki rahim.
Keuntungannya, diafragma efektif seperti kondom dan dapat dicuci dan
digunakan lagi selama 1-2 tahun. Sayangnya, anda harus menempatkan
diafragma sebelum berhubungan intim dan mencopotnya setelah 6 jam.
Pemakaiannya agak rumit dan terbuat dari lateks sehingga bisa
mengakibatkan alergi
2. Metode Hormon
Metode ini menggunakan hormon buatan untuk menekan ovulasi. Mama harus menunggu 4 minggu setelah melahirkan untuk menggunakan metode yang menggunakan estrogen, karena estrogen meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah pada minggu awal setelah melahirkan. Metode ini juga tidak disarankan untuk Mama menyusui, karena estrogen bisa mengurangi kualitas dan kuantitas ASI.
Metode ini menggunakan hormon buatan untuk menekan ovulasi. Mama harus menunggu 4 minggu setelah melahirkan untuk menggunakan metode yang menggunakan estrogen, karena estrogen meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah pada minggu awal setelah melahirkan. Metode ini juga tidak disarankan untuk Mama menyusui, karena estrogen bisa mengurangi kualitas dan kuantitas ASI.
- Pil KB: walaupun efektivitasnya mencapai 99%, tapi pil KB kurang
praktis karena harus diminum setiap hari sesuai jadwal. Metode ini juga
menambah hormon, sehingga meningkatkan resiko thrombosis, penambahan
berat badan, sakit kepala, mual, dan efek samping lainnya. Metode ini
juga dilarang untuk wanita dengan penyakit diabetes, liver, dan jantung.
- Cincin (NuvaRing): berupa cincin transparan yang fleksibel dan
diselipkan pada vagina di awal siklus menstruasi Mama. Setelah dipasang
cincin melepaskan hormon estrogen dan progestin dosis rendah secara
terus menerus. Setiap 28 hari, cincin baru dipasang kembali.
- Patch (koyo): seperti sejenis koyo yang ditempelkdan di kulit
dan melepaskan hormon estrogen dan progestin dosis rendah secara terus
menerus. Koyo baru dipasang setiap 3 minggu sekali dan dilepas selama 1
minggu sebelum mengulang kembali siklus yang sama.
- Minipill: Pil ini harus diminum setiap hari pada waktu yang sama
agar Mama mendapatkan dosis hormon secara stabil. Metode ini disarankan
untuk Mama menyusui. Bila Mama tidak menyusui eksklusif, pil ini bisa
langsung diminum setelah melahirkan. Tapi bila Mama menyusui eksklusif,
pil baru bisa diminum 6 minggu setelah melahirkan.
- Suntik: Suntik progestin ini dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Metode ini cocok untuk wanita yang menginginkan kontrasepsi yang efektif
tapi tidak menginginkan pemasangan spiral, tidak bisa menerima tambahan
estrogen, dan sering lupa meminum pil KB. Tapi metode ini tidak cocok
untuk wanita yang berencana hamil lagi dalam waktu setahun kemudian.
Mama menyusui bisa memulai menggunakan metode ini 6 minggu setelah
melahirkan, sedangkan Mama yang tidak memberikan ASI Eksklusif bisa
mulai 3 minggu setelah melahirkan.
- Implan/Susuk KB: berupa batang kecil dari plastik lentur
seukuran korek api yang berisi hormon dan ditempatkan di bawah kulit di
bagian lengan wanita. Susuk KB melepaskan hormon terus menerus selama 3
tahun pemakaian. Susuk KB juga dapat dicopot kapan pun dan Mama akan
kembali subur setelah 1 bulan. Kekurangannya, metode ini tidak
melindungi terhadap PMS (pre-menstrual syndrome/sindroma pra menstruasi)
dan sekitar 20% wanita tidak lagi mendapatkan haid atau haidnya menjadi
tidak teratur
3. Intrauterine devices/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral
Ada 2 jenis AKDR/spiral, yaitu AKDR tembaga yang terbuat dari plastik kecil dengan tembaga meliliti batangnya dan AKDR progestogen yang berbentuk T kecil dengan silinder berisi progestogen di sekeliling batangnya. Keunggulan AKDR adalah efektivitasnya 98%, berjangka panjang (minimal sampai 5 tahun), lebih murah dalam jangka panjang, dan kesuburan Mama dapat segera dikembalikan setelah Mama melepaskannya. Kekurangannya, bila AKDR gagal dan wanita menjadi hamil, AKDR harus segera dilepaskan karena meningkatkan resiko keguguran. Selain itu ada resiko kecil infeksi setelah pemasangan AKDR, kehamilan ektopik, haid tidak teratur, vagina kering, sakit kepala, mual, dan jerawat.
Ada 2 jenis AKDR/spiral, yaitu AKDR tembaga yang terbuat dari plastik kecil dengan tembaga meliliti batangnya dan AKDR progestogen yang berbentuk T kecil dengan silinder berisi progestogen di sekeliling batangnya. Keunggulan AKDR adalah efektivitasnya 98%, berjangka panjang (minimal sampai 5 tahun), lebih murah dalam jangka panjang, dan kesuburan Mama dapat segera dikembalikan setelah Mama melepaskannya. Kekurangannya, bila AKDR gagal dan wanita menjadi hamil, AKDR harus segera dilepaskan karena meningkatkan resiko keguguran. Selain itu ada resiko kecil infeksi setelah pemasangan AKDR, kehamilan ektopik, haid tidak teratur, vagina kering, sakit kepala, mual, dan jerawat.
4. Metode alamiah
Metode ini sangat efektif bila Mama disiplin dan tidak memerlukan biaya apapun serta tidak memiliki efek samping.
Metode ini sangat efektif bila Mama disiplin dan tidak memerlukan biaya apapun serta tidak memiliki efek samping.
- Lactational amenorrhea method (LAM): Proses menyusui cenderung
menunda kembalinya kesuburan Mama dan 98% efektif bila Mama menyusui si
kecil secara eksklusif, siklus haid Mama belum kembali normal, dan Mama
melahirkan kurang dari 6 bulan yang lalu.
- Fertility awareness methods (FAM): Metode ini mengajarkan Mama mengamati pola siklus haid Mama sehingga Mama bisa memprediksi masa subur Mama.
- Fertility awareness methods (FAM): Metode ini mengajarkan Mama mengamati pola siklus haid Mama sehingga Mama bisa memprediksi masa subur Mama.
5. Sterilisasi
Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen. Mama dan Papa bisa mendapatkan kesuburan kembali, tapi prosesnya sangat mahal, rumit, dan hanya sebagian orang yang bisa hamil lagi. Ambil pilihan ini hanya bila Mama dan Papa yakin tidak akan menginginkan anak lagi.
Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen. Mama dan Papa bisa mendapatkan kesuburan kembali, tapi prosesnya sangat mahal, rumit, dan hanya sebagian orang yang bisa hamil lagi. Ambil pilihan ini hanya bila Mama dan Papa yakin tidak akan menginginkan anak lagi.
0 comments:
Post a Comment