Home » , » Melahirkan Normal Pasca Sesar, Bisa Gak Ya?

Melahirkan Normal Pasca Sesar, Bisa Gak Ya?




Buat mama yang pernah melakukan operasi sesar pasti pernah bertanya kan boleh nggak ya kalo kehamilan kedua melakukan persalinan normal? Kali ini kita akan akan membahas sebenarnya bisa nggak sih melakukan persalinan normal setelah sesar.

Nah, buat mama yang pernah melakukan operasi seksio, sebenarnya untuk kehamilan kedua akan dihadapkan pada 2 pilihan, yakni melakukan operasi sesar lagi atau persalinan normal (Vaginal Birth After Cesarean Section atau yang disebut VBAC). Sebelumnya, kita akan membahas tentang operasi seksio sesaria. Seksio sesaria merupakan salah satu operasi  tertua dan terpenting dalam bidang kandungan. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah kematian bayi atau jika terdapat bahaya maupun komplikasi yang akan terjadi bila persalinan dilakukan secara normal.

Biasanya pascaoperasi pasti akan ada bekas luka operasi di rahim atau yang biasa disebut juga jaringan parut, ini sebenarnya merupakan kontraindikasi untuk melakukan persalinan normal pascaseksio. Tetapi, menurut panduan yang dikeluarkan oleh America College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), wanita yang mempunyai riwayat seksio sesarea dua kali atau riwayat operasi rahim sebelumnya dapat diberikan kesempatan memilih persalinan normal.

Sebenarnya kalau mama tahu, sejak tahun 1980 sudah banyak dibicarakan tentang persalinan normal setelah seksio sesaria. Dan ACOG pun resmi mendukung kebijakan untuk melahirkan secara normal setelah sesar asalkan mama berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk melahirkan normal.
Sekarang mari kita bahas lebih dalam tentang persalinan normal setelah sesar atau VBAC (Vaginal Birth After C-Section) adalah proses persalinan yang dilakukan terhadap pasien yang pernah mengalami seksio sesaria pada kehamilan sebelumnya atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim, misalnya operasi pengangakatan kista atau pengangkatan mioma. Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding rahim melalu dinding terdepan perut.

Risiko yang ditakutkan dari VBAC ini adalah robeknya rahim atau disebut ruptur uteri. Untuk menghindari terjadinya komplikasi ini, kita harus tahu dulu faktor risiko yang terdapat pada pasien sebelum dilakukan VBAC.

Berikut adalah faktor risiko yang harus diperhatikan:

Teknik operasi sebelumnya
Pasien bekas seksio dengan sayatan segmen bawah rahim transversal merupakan salah satu syarat dalam melakukan VBAC. Pasien dengan sayatan jenis ini memunyai risiko terjadinya robekan rahim lebih rendah dari jenis sayatan lain.

Jumlah seksio sebelumnya
Risiko robeknya rahim meningkat seiring dengan jumlah operasi seblumnya. Terjadi peningkatan 3 kali lipat risiko terjadinya robekan rahim pada wanita yang mencoba melahirkan per vaginam dengan riwayat dua kali sesar dibandingkan riwayat satu kali sesar. Seorang peniliti, Jamelle mengatakan bahwa pernyataan ‘orang yang sekali melakukan seksio harus selalu melakukan seksio sesarea’ tidaklah benar. Tetapi, beliau setuju dengan pendapat bahwa setelah orang dua kali melakukan seksio sesaria maka ke depannya akan selalu seksio sesaria pada kehamilan selanjutnya

Riwayat persalinan pervaginam
Sebuah penelitian menemukan bahwa riwayat persalinan pervaginam pada bekas sesar menurunkan terjadinya robekan uterus. Robekan rahim 1,1% terjadi pada wanita tanpa riwayat persalinan pervaginam dan 0,2 pada wanita yang VBAC.

Jarak persalinan
Semakin dekat antara waktu seksio dengan VBAC akan meningkatkan terjadinya robekan rahim. Wanita yang memiliki jarak kurang dari 18 bulan memiliki risiko 2,3% terjadi robekan rahim. Sedangkan wanita yang memiliki jarak lebih dari 18 bulan risikonya hanya sebesar 1%.

Indikasi sesar sebelumnya
Angka keberhasilan VBAC meningkat pada indikasi sesar sebelumnya. Keberhasilan akan meningkat meningkat bila ada indikasi, misalnya kelahiran sungsang atau janin dalam keadaan gawat jika dibandingkan dengan jika bayi macet karena bahunya nyangkut atau distosia.

Umur
Suatu studi mengatakan bahwa usia lebih dari 30 tahun akan meningkatkan terjadinya robekan rahim.
Atas pertimbangan faktor-faktor di atas maka American College of Obstetrician and Gyencologt tahun 1999 memberikan kriteria untuk menueleksi Pasien yang direkomendasi untuk dilakukan VBAC.
Kriterianya sebagai berikut:
- Riwayat 1 atau 2 kali seksio sesaria dengan incisi atau sayatan segmen bawah rahim.
- Secara klinis luas panggul dan kepala bayi proporsional.
- Tidak ada luka bekas operasi pada rahim atau riwayat pernah terjadi robekan rahim.
- Tersedianya dokter selama persalinan aktif yang mampu memantau persalinan dan melalukan seksio sesar darurat.
- Tersedianya fasilitas seksio emergensi.

Berikut beberapa persyaratan lain yang harus diperhatikan:
1. Tidak ada indikasi seksio sesaria pada kehamilan saat ini seperti janin letak lintang, sungsang, bayi besar, atau plasenta previa.
2. Terdapat catatan medik yang lengkap tentang riwayat seksio sesaria sebelumnya  (operator, jenis sayatan, komplikasi, dan lama perawatan).
3. Pasien sesegera mungkin dirwat di RS setelah terdapat tanda-tanda persalinan.
4. Tersedianya darah untuk transfusi.
5. Persetujuan tindak medis mengenai keuntungan dan risikonya.
6. Kehamilannya cukup bulan (37-41 minggu)
7. Presentasi kepala dan tunggal (tidak kembar)
8. Ketuban masih utuh atau pecah tidak lebih dari 6 jam
9. Tidak ada tanda-tanda infeksi (seperti demam)
10. Janin dalam keadaaan aman dan sejahtera

Kontraindikasi:
1. Seksio sesaria terdahulunya adalah seksio klasik
2. Adanya perdarahan sebelum persalinan disebabkan oleh apapun
3. Terbukti bahwa seksio sebelumnya dikarenakan tidak proprsionalnya antara luas panggul dengan kepala janin atau disebut dengan CPD.
4. Janinnya salah posisi dan presentasi
5. Bayi besar (makrosomia)
6. Seksios sesaria lebih dari satu kali
7. Kehamilan lewat waktu yaitu 42 minggu
8. Terdapat tanda-tanda gawat janin (bisa dideteksi dengan gerakan janin yang tidak aktif, denyut jantung janin melemah)
9. Kembar
10. Ibu dengan hipertensi

Jadi, buat mama yang sudah pernah melakukan operasi sesar pada kehamilan pertama dan ingin mencoba melahirkan secara normal pada kehamilan kedua, sudah nggak perlu ragu lagi untuk mencobanya. Selama mama berada dalam kondisi memungkinkan untuk melakukan persalinan normal dan memenuhi persyaratan yang sudah dijelaskan di atas maka persalinan normal bukan lagi angan-angan. Yang paling penting adalah mama harus selalu mengonsultasikan kandungan mama ke dokter kandungan.
Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Supported By : Sepatu Galvano | Adsensecamp | NeoBux
Copyright © 2011. Informasi Mama - All Rights Reserved
Template Modify by Adsense Indonesia
Proudly powered by Blogger